Menjadi Guru Yang Dirindukan
By Muhammad Adi Priyanto
NIM. 140111011
Alhamdulillah
hidup ini terasa berarti karena kesibukan ini. Hidup ini terasa lebih hidup
walaupun tanpa engkau semangat hidup. Kegiatan kuliah yang begitu padat, tugas
menumpuk bagaikan barbel yang terasa berat untuk dipikul. Akan tetapi itu semua
tidak menghalangi dan menunda jadwal saya disemester 4 ini untuk melakukan
kegiatan belajar mengajar di sekola-sekolah SMA se-Surabaya sesuai dengan apa
yang telah dijadwalkan oleh kampus STKIP Al Hikmah. Sejak awal bulan akhir
bulan Februari mahasiswa STKIP sibuk mencari sekolah-sekolah SMA di Surabaya
yang mau ditempati mahasiswa STKIP untuk melaksanakan kegiatan belajar
mengajarnya.
Alhamdulillah
berbekal laptop dan wifi seadanya
walaupun terkadang sampai dapat julukan bahwa anak yang sering ngampus malam-malam itu seperti rayap, karena mencari wifi malam-malam. Tapi tak apa, niat saya baik, tidak untuk aneh-aneh. Akhirnya saya dapat SMA tujuan yakni SMAN 18 Surabaya. Yakni sekolah didaerah karah sekitar 15 menit menuju kesana dari Al Hikmah. Beruntung sekali saya ketika saya mengajukan untuk magang kesana langsung disambut dengan baik oleh waka kurikulum, dan langsung dipertemukan oleh guru pamong yakni buk ismarijati, yaitu guru matematika senior yang masih semangat mengajar, di SMAN 18 Surabaya.
walaupun terkadang sampai dapat julukan bahwa anak yang sering ngampus malam-malam itu seperti rayap, karena mencari wifi malam-malam. Tapi tak apa, niat saya baik, tidak untuk aneh-aneh. Akhirnya saya dapat SMA tujuan yakni SMAN 18 Surabaya. Yakni sekolah didaerah karah sekitar 15 menit menuju kesana dari Al Hikmah. Beruntung sekali saya ketika saya mengajukan untuk magang kesana langsung disambut dengan baik oleh waka kurikulum, dan langsung dipertemukan oleh guru pamong yakni buk ismarijati, yaitu guru matematika senior yang masih semangat mengajar, di SMAN 18 Surabaya.
Saya
belum bisa mengajar ketika belum menyetorkan rpp lengkap dengan
perangkat-perangkat yang lain. Sehingga saya mau tidak mau harus menyelesaiakan
itu semua terlebih dahulu, kemudian baru bisa mulai mengajar. Alhamdulillah,
satu minggu berlalu akhirnya semua perangkat mengajar saya selesai dan saya
sudah diizinkan untuk melakukan kegiatan belajar mengajarnya. Pengalaman
pertama kali masuk ke kelas sekolah SMA di Surabaya. Pertama saya takut tidak
diperhatikan karena ketika bu Is/guru pamong saya ketika mengajar pun seperti
itu, mereka malah asyik-asyik an bermain dengan hp mereka sendiri-sendiri.
Akhirnya terjadi beneran, saya tidak diperhatikan, dan mereka lebih suka
bermain dengan hp mereka. Akhirnya saya pun berfikir, bagaimana ya cara agar
mereka tertarik dengan pelajaran matematika, setidaknya mereka
memperhartikanlah walaupun tidak sampai suka.
Pada
pertemuan kedua, saya sudah menyiapkan amunisi baru, yakni beberapa hadiah,
kemudiancerita-cerita yang memotivasi dan trik mengajar. Alhamdulillah ketika
di kelas, saya awali dengan bercerita tentang keadaan anak sekolah di
Indonesia, mereka sangatlah tertarik, dan lebih memperhatikan saya, kemudian
ketika proses pembelajaran, mereka lebih aktif dibandingkan dengan pertemuan
sebelumnya. Dikarenakan yang aktif/sering maju mengerjakan didepan dia akan
mendapatkan hadiah dari saya. Trik atau gaya mengajar yang diselingi dengan
lelucon, ternyata ampuh dan mereka lebih merasa nyaman dengan gaya belajar
seperti itu. Saya pun terkejut ketika awal saya nebak pasti yang laki-laki
tidak bisa sepandai dan se rajin anak-anak perempuan di kelas itu itu. Akan
tetapi saya salah, ternyata malah sebaliknya, justru anak yang laki-laki lebih
pandai disiplin dibandingkan anak perempuan, walaupun itu tidak semuanya dan
hanya sebagaian saja.
Selesai
mengajar saya biasanya duduk santai di perpustakaan sambil menunggu bu Is dan
sembari mengerjakan tugas kuliah saya. Pada hari itu saya agak kaget di kelas
IX depan perpustakaan ada guru, yang sedang marah-marah kepada siswa. Apalagi
marahnya sambil membawa nama partai politik. Saya coba tanya kepada salah satu
siswa diperpustakaan ter yata kata siswa tersebut, memang sudah biasa mas,
gurunya seperti itu.
Aktivitas
mengajar selama kurang lebih 4 minggu sudah saya lakukan di SMAN 18 Surabaya.
Ketika hari terakhir saya pamitan kepada siswa di kelas X MIA 1, saya merasa
senang sekali, karena mereka bilang bahwa mereka butuh saya, dan minta kepada
saya agar bisa mengajar lebih lama lagi di sana. Ketika keluar kelas pun
seperti itu, ketika bertemu di jalan, mereka menyapa dan langsung betanya. Mas
kapan lagi ngajar di kelas kita?. Saya merasa enaknya ya jadi guru yang
dirindukan, dikangenin, dan ditunggu-tunggu kehadirannya. Walaupun ketika
mengajar pun masih gerogi bleum bisa santai dan baik dalam hal pengelolaan
kelas. Akan tetapi itu semua terobati dengan kerinduan siswa-siswa yang telah
saya ajar. Bahkan di kesan yang yang saya minta merekaada yang berisi, mas
terimakasih anda membuat teman sebangku saya jadi lebih suka dengan mata
pelajaran matematika. Kemudian, ada juga yang berpesan kepada saya agar saya
tidak melupakan dia, yaitu murid yang ga pernah fokus ketika diajar, tapi
ternyata tak disangka dia ternyata baik anaknya, dan masih mau memperhatikan
ketika saya mengajar.
Mas, punya kontak no hp bu ismarijati?
BalasHapus