By
Muhammad Adi Priyanto
suatu hari
dipagi yang cerah selepas saya datang dari Kalimantan hati ini sangat senang
karena banyak cerita yang akan dapat saya bagikan kepada teman-teman dan dosen.
Akan tetapi pada hari itu pula tepatnya hari selasa tanggal 27 oktober 2015
saya harus menentukan pilihan yang bagi saya sangat sulit untuk memilihnya.
Karena kedua pilihan bagi saya penting. Saya harus menetukan pilihan untuk ikut
menjadi panitia kemah nasional ke 3 di kota Batu atau mengikuti kuliah. Satu
minggu sudah saya tidak mengikuti perkuliahan apakah mungkin saya harus izin
lagi untuk mengikuti kegiatan kemah nasional.
Setelah lama
berfikir dan sempat menghubungi ibu juga di rumah, akhirnya saya mengambil
keputusan untuk ikut kegiatan kemah nasional di coban rondo. Saya berfikiran
bahwa ini kesempatan yang tidak akan datang untuk kedua kalinya. Acara ini
hanya diselenggarakan 4 tahun sekali, apalagi sekarang lokasi kegiatan di kota
Batu tidak begitu jauh dari kota Surabaya. Perlengkapan yang dibutuhkan sudah
siap, kondisi badan juga sudah kembali bugar, saya siap untuk berangkat.
Pada tanggal 2
november 2015 ba’da sholat shubuh tepat saya dan teman-teman berangkat menuju
lokasi kegiatan kemah nasional dengan menggunakan truk milik TNI AL Surabaya.
Kami sarapan pagi didalam truk, dengan menikmati keramaian kota dipagi hari.
Pukul 07.30 WIB kami tiba di lokasi, bersegera kami meletakkan barang-barang
dan membantu panitia inti yang sudah bekerja sejak 3 hari yang lalu di lokasi.
Setelah itu banyak sekali peserta yang mulai berdatangan dengan menggunakan
bis, tidak beda jauh seperti rombongan orang naik haji.
Setelah saya
ditunjukan tenda saya oleh panitia inti saya langsung memindahkan barang-barang
saya walaupun naik turun bukit, dikarenakan sudah beberapa kali pindah tenda.
Malamnya saya tidak dapat tidur, kaki rasanya dingin sekali. Seperti masuk di
kulkas bagian pembuatan es batu itu. Jadi malam pertama itu saya kurang tidak
tidur dan lebih memilih untuk mengerjakan tugas merangkum materi kuliah sebagai
persyaratan microteaching. Melihat
jam ternyata sudah hampir pukul 23.00 saya harus istirahat dan memaksa untuk
tidur karena keesokan hari pasti banyak kegiatan dan tugas yang harus
diselesaikan.
Pukul 03.00
sudah seperti pasar bumi perkemahan coban rondo ini. Para peserta yang
merupakan anak SD dan SMP sudah antri untuk mandi dan sholat malam. Saya kagum
dengan para peserta setelah sholat malam mereka tidak melanjutkan untuk tidur
akan tetapi mengaji disela waktu menunggu waktu sholat shubuh. Setelah sholat
shubuh para peserta pun melanjutkan kegiatan mereka untuk membaca ma’surot di
tenda mereka masing-masing. Subahanallah yang saya rasakan hanyalah ketenangan
dan ketentraman disini. Matahari sudah mulai tinggi semua peserta sudah banyak
yang kumpul bahkan dari peserta dari Malaysia pun sudah siap dengan sekitar 300
personil.
Pembukaan
kegiatan kemah nasional dimulai dengan beberapa pertunjukkan yang sangat
mengejutkan mulai dari penampilan peserta dari Indonesia dan Malaysia, semuanya
sangat menarik. Kemudian setelah acara resmi dibuka ditutup dengan karnaval
adat indonesia. Semua delegasi dari provinsi di Indonesia mengenakan pakaian
adat mereka masing-masing. Saya merasa Indonesia ini sangat kaya sekali akan
adat dan kebudayaan ketika menyaksikan karnaval ini. Pada kemah ini juga saya
merasakan makna sabar dalam kehidupan, harus antri dengan ratusan orang untuk
mandi, untuk sholat, dan pada kegiatan ini juga saya merasakan kebersamaan
anak-anak pramuka bermain di jatim park 1 yang sangat menyenangkan. Sholat
jum’at bersama di lapangan umum adalah kegiatan tak terlupakan bagi saya, semua
peserta berkumpul di lapangan besar dan alhamdulillah saya beruntung masih
mendapatkan shof pertama.
Malam terakhir
kemah nasional semua peserta dihibur dengan penampilan para nasyid yang
terkenal di Indonesia yakni shautul harakah, dan sebagainya. Semua orang
bergembira meluapkan semua kegemberiaannya denga berteriak bernyanyi bersama.
Keesokan harinya semua peserta harus bangun pukul 03.00 pagi untuk melaksanakan
sholat malam bersama sebelum penutupan. Ketika hendak pulang kami semua
berfoto-foto dengan orang Malaysia, para pengurus pramuka SIT Indonesia bersama
dosen tercinta saya, ustadz Zahri, M.Pd. dan saya sempat ingin menukar topi
pramuka saya dengan topi orang Malaysia akan tetapi mereka tidak mau dan mau
tukar dengan barang mereka yang lainnya, tapi tidak saya lebih menginginkan
topinya.
Upacara
penutupan dimulai pukul 09.00 siang, semua peserta, panitia, kakak pembina, dan
semua oknum yang terlibat dalam kegiatan kemah nasional saling bersalaman.
Mereka saling bertukar nomor telepon dan media sosial mereka agar jalinan
silaturrahmi mereka tidak putus. Dan masih dapat berkomunikasi walaupun tidak
bisa langsung bertatap muka. Saya dan teman-teman dari STKIP Al Hikmah pun
pamit pada panitia, dan alhamdulillah kami mendapatkan amplop berisikan uang,
dan bingkisan. Akan tetapi bukan itu tujuan kami, pengalaman dan ilmu lah yang
sedang kami perjuangkan untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya. Akhirnya kami
pulang, sebelumnya mampir sejenak ke air terjun dan selanjutnya kembali ke
ma’had di Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar